¡Sorpréndeme!

Minta Maaf Usai Tindak Kekerasan pada Jurnalis, Ipda Endry: Saya Berjanji Lebih Humanis

2025-04-08 58 Dailymotion

SEMARANG, KOMPAS.TV - Seorang anggota tim pengamanan protokoler Kapolri melakukan kekerasan fisik terhadap jurnalis yang tengah bertugas di Stasiun Semarang Tawang.

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (5/04/2025) petang, saat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau arus balik Lebaran.

Insiden bermula ketika para jurnalis tengah merekam aktivitas Kapolri di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah.

Salah satu anggota tim pengamanan Kapolri, Ipda Endry meminta para jurnalis untuk menjauh.

Dari rekaman video terdengar suara seorang pria yang diduga jurnalis foto meminta agar dirinya tidak didorong saat peliputan pengambilan gambar.

Selain meminta jurnalis lainnya untuk menjauh, Ipda Endry juga memukul kepala seorang wartawan yang sedang melakukan peliputan. Korban merupakan Makna Zaezar, seorang jurnalis foto kantor berita Antara.

Usai videonya viral di media sosial, Ipda Endry bersama Kabid Humas Polda Jateng serta pejabat pengamanan Kapolri, Minggu (6/04/2025) malam, mendatangi kantor LKBN Antara, Biro Jawa Tengah di Semarang.

Dalam pertemuan tertutup, Ipda Endry meminta maaf atas tindakannya terhadap jurnalis Antara Magna Zaezar.

Ipda Endri mengakui kesalahan dan menyatakan penyesalan, serta berjanji ke depannya akan semakin humanis dan profesional dalam bertugas.

Magna Zaezar, jurnalis foto Antara yang menjadi korban pemukulan ajudan Kapolri telah membuka pintu maafnya.

Meski demikian, korban berharap ada langkah nyata dan tegas dari institusi Polri sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen terhadap keadilan.

Baca Juga Protokoler Kapolri Ipda Endry Minta Maaf atas Aksi Kekerasan terhadap Jurnalis di https://www.kompas.tv/regional/585269/protokoler-kapolri-ipda-endry-minta-maaf-atas-aksi-kekerasan-terhadap-jurnalis

#ipdaendry #jurnalisdipukul #pengawalkapolri

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/585415/minta-maaf-usai-tindak-kekerasan-pada-jurnalis-ipda-endry-saya-berjanji-lebih-humanis